Senin, 26 Juli 2010


TERNYATA KITA TIDAK SENDIRI
asalam mualikum ing sa alloh bermangpaat

"ALLAH tahu saat kita lelah. ALLAH tahu saat beban terasa begitu berat. ALLAH tahu saat kita merasa sendirian, dan ALLAH tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya. KEEP FIGHTING STILL THE END" Kulihat sebuah pesan singkat yang ada dilayar HP pada suatu malam. Setelah membaca tulisan itu, seperti ada sesuatu yang menyentuh hati ini, rasanya nampol banget. Gimana engga, karena saat membaca pesan itu, ana sedang merasa sendirian dalam menjalankan amanah ini. Disaat ana merasa letih dengan amanah da�wah yang ada di pundak ana, disaat ana ingin berbagi beban dengan saudara2 ana yang lain, tapi mereka tak ada.

Tapi setelah membaca pesan itu, rasanya pas banget buat ana, menyadarkan ana, bahwa ada ALLAH yang selalu setia mendengarkan keluh kesah ana. Suatu hal yang mungkin selalu terlupakan oleh kita. Mungkin diantara antum ada juga yang pernah mengalami hal seperti itu. Disaat beban kita terasa begitu berat, disaat kita merasa tidak ada seorang ikhwah pun yang dapat dijadikan teman untuk berbagi, rasanya kita ingin berteriak lantang/menjerit, untuk mengeluarkan beban2 yang ada di hati. Dan mungkin saat itu kita akan bertanya : kemana saudara2 kita yang lain? ana jadi teringat perkataan seorang al-akh. Bahwa jadi ikhwah itu mudah. Syaratnya hanya 2. Yaitu siap untuk memperhatikan saudaranya & siap untuk tidak diperhatikan oleh saudaranya. Al-akh itu bilang, disaat kita merasa sendiri, mungkin saat itu kita sedang diuji untuk memenuhi syarat yang kedua. Tapi apa hanya sebatas itu? Terkadang, disaat kondisi seperti inilah, ana merasa bahwa ana benar-benar seorang makhluk yang dhoif, sifat-sifat manusiawi kita tidak bisa kita tutupi. Wajar, disaat kita sendiri kita ingin ada saudara kita yang memperhatikan kita, karena kita manusia, sehebat atau sekuat apapun kita, tetap aja manusia! Tapi, ada satu hal yang ana pelajari, kebanyakan dari kita selalu menuntut. Menuntut unutk ditemani. Menuntut untuk diperhatikan. Menuntut untuk diingatkan, dan mungkin masih banyak lagi tuntutan dari kita. Tapi lihat, apa yang kita lakukan? apakah kita telah memberikan itu semua kepada saudara kita?

Ternyata, ada hal yang jauh lebih penting, yaitu memberi! Disaat kita membutuhkan perhatian dari seorang saudara, mengapa kita tidak memberikan perhatian kepada saudara kita? Disaat kita ingin ada saudara yang menemani kita, mengapa kita tidak menemani saudara kita? Disaat kita ingin diberi tausyiah oleh saudara kita, mengapa kita tidak memberi tausyiah kepada saudara kita? Ana harap kita bukanlah Da�i yang lebih banyak memnta dari pada memberi (manja), hingga akhirnya menjadi da�i yang tiada berdaya guna. Tapi sebaliknya. berikanlah kepada saudara kita apa yang kita butuhkan, dengan begitu kita akan mendapat kebahagiaan. Disaat itu pula kita akan sadar, bahwa kita tidak sendiri!

Siapa yang membuat kita tidak sendiri? Bila kita seorang da�i, jangan pernah merasa sendiri. meski secara fisik, secara sosial, kesendirian itu bisa jadi benar-benar terjadi. Sebab seorang da�i melihat tidak dengan mata kepalanya saja. Sebab alat perasa seorang da�i bukan panca indera belaka. Ada mata hati, ada kata hati. Ada iman. Ada keyakinan, ada pengharapan kepada ALLAH, dan yang pasti, ada kerinduan akan syurga yang abadi. Karenanya, logika kesendirian bagi seorang da�i tidak boleh menyentuh sisi keimanannya.

Ia bisa jadi menyerang tulang belulangnya, menyuburkan ubannya, mengerutkan dahinya, tapi ia tidak boleh mengeruhkan iman dan mengotori jiwanya. Ada banyak makna yang bisa kita renungkan, yang menunjukkan betapa seorang da�i pada dasarnya tidak boleh merasa sendirian. Ternyata kita tidak sendiri. Ada ALLAH, tempat kita mengadu. Tempat kita menyerahkan jerih payah kita. Sesulit apapun masalah yang kita hadapi, kita tidak boleh putus asa. Ada ALLAH. Menghadirkan kebersaman ALLAH adalah obat kesendirian yang sangat mujarat. Di tengah segala ketidakberdayaan kita, masih ada ALLAH Yang Maha Penolong.

Kita telah memilih dakwah sebagai jalan kita.. Dan pilihan ini dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Kalimat klasik yang sering kita dengar, "jalan ini adalah jalan yang penuh onak dan duri". Jalan yang dapat merentakkan tulang belulang, dapat memeras keringat, dapat menguras pikiran dan dapat merapatkan urat syaraf.
oleh karenanya siapapun tidak akan sanggup menempuh jalan ini kecuali bersama ALLAH dan mengikuti ajaran Rasulullah.

Jalan dakwah yang panjang ini, hanya dapat diraih jika ia diusung oleh orang-orang yang cerdas, dirawat oleh orang-orang yang ikhlas, diperjuangkan oleh orang-orang yang sabar, dimana ALLAH menjadikan sabar bagai kuda yang tak pernah letih, pedang yang tak pernah tumpul dan benteng yang tak tertaklukkan. Dan jalan ini hanya bisa dipertahankanoleh orang-orang yang istiqomah. Sebagai orang yang telah memilih jalan dakwah ilallah, maka yang harus kita lakukan adalah mengokohkan pijakan kaki kita. Dan ana berharap, semoga ALLAH memberkahi kita dengan nikmat dan ujian-ujian-Nya, termasuk ujian kesendirian kita.

Dan Ikhwah..., perjalanan perjuangan itu masih jauh... hampir tak bertemu ujung. Penuh aral nan melintang, penuh onak dan duri. Karena langkah ini adalah langkah-langkah abadi, menapak tegak laju tanpa henti. Tak pernah rasa rugi menapak jalan ini, syurga ALLAH menanti.

Dijalan dakwah ini, kita disini untuk berjuang! Setia mengusung cita: HIDUP MULIA ATAU SYAHID MENGGAPAI SYURGA! Sekarang, tidak ada salahnya jika kita mulai mencintai peran kita, karena kita ingin kesendirian, serta lelah fisik, dan batin yang kita alami memberi arti, hanya bagi ALLAH, Penulis Skenario sesungguhnya, bukan sekedar kekaguman para ciptaan-Nya. Sekarang saatnya kita tetapkan niat kita untuk memaknai setiap detik peran kita. Merasainya, menikmatinya, mensyukurinya sebagai sebuah kepercayaan-Nya pada kita. Ya ALLAH kuatkan hamba untuk melangkahkan kaki ini dan menghargai keringat yang menetes dengan harapan hanya balasan-Mu.

Ya Robb..., jika memang ini adalah jalan terbaik yang harus hamba tempuh, maka hamba akan menempuhnya dengan mengharap keridhoan-Mu. Dan hamba percaya, bahwa Engkau tidak akan menguji hamba bila hamba tidak mampu untuk melalui itu... Tek ada tempat yang dapat hamba harapkan selain Ridho-Mu atas langkah-langkah kaki hamba menuju belantara dakwah-Mu... Ya Robb... Kuatkan hamba dengan kesabaran, agara hamba mampu bertahan berjuang untuk menegakkan kalimat-Mu di bumi ini. Maka Ikhwah, Mari berkarya, dengan yang terbaik yang kita punya. Lupakanlah kesendirian kita. Karena kita tidak pernah sendirian. Jangan pernah malas dan jemu berkorban untuk perniagaan ini! Berjuanglah ikhwah! Dan teruslah berjuang! Sampai ALLAH, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin menjadi saksi akan perjuangan ini. Allahu Akbar!!!

[Teruntuk teman-teman seperjuangan, semoga ana dan antum orang-orang yang tidak pernah merasa sendiri sijalan dakwah ini, uhibbukumfillah ]